Bali, Selasa 5 Maret 2013
Kami kembali tiba di Padang Bai waktu subuh, rupanya Pak
Koming sudah menunggu dan memanggil2 kami yang hendak berjalan menuju musholla.
Sekitar pukul setengah 6 pagi kami bertolak menuju Kuta mencari penginapan.
Namun, sebelumnya kami menyempatkan diri untuk sarapan. Restoran cepat saji
asal Amerika menjadi pilihan, alasan paling kuat datang ke tempat ini adalah
keinginan orang paling besar di antara kami, Tangguh. Sejak awal dia ingin
sekali makan di restoran dengan logo huruf M besar itu, alasannya karena sudah
lama tidak ke sana. Selesai sarapan, nunggu hujan reda, berangkat ke daerah poppies land. Di
sini kami mendapat penginapan dengan harga yang sama ketika di Trawangan.
Niatan hari ini adalah untuk bermain air di pantai, tetapi setelah
mendapatkan kamar dan bsiap pergi, air jatuh dari langit dengan lumayan deras. Menunggulah kami untuk beberapa saat.Karena sudah
gregetan mau main air laut, air hujan kami terobos. Basah, iya, tapi
menyenangkan, kadang memang menyenangkan bisa berbasahan air hujan, apalagi di
waktu yang menyenangkan pula,hehe…. Destinasi pertama kami adalah Dream Land
Beach, dari Kuta kami melewati jalur kampus Universitas Udayana dan Garuda
Wisnu Kencana. Menurut saya, tempatnya cukup jauh, area masuk dari jalan Utama
juga jauh, dibanding pantai yang lainnya ya. Tipikal pantainya seperti
kebanyakan pantai di daerah selatan yang menghadap samudra, berombak besar,
ditambah lagi saat ini masih musim hujan. Bahkan belom lama sampai, hujan sudah
mengguyur pantai. Namun, hujan tidak berlangsung lama, mood cuaca ketika kami
berlibur memang bisa dibilang tidak stabil, kadang panas terik, lalu berubah
cepat menjadi gelap, hujan deras, panas lagi, bergilir sesukanya.
 |
Dream Land Beach |
 |
Transportasi dari parkiran menuju Dream Land Beach |
Pantai kedua yang dituju adalah Padang-Padang Beach.
Keunikan yang dimiliki pantai ini adalah saat kita masuk, yaitu harus melewati
celah sempit di antara dua tebing. Jadi kesannya kaya hiden beach gitu. Pantainya tidak terlalu bagus, sempit, ombak cukup
besar dan kotor oleh tumbuhan laut, mungkin ini disebabkan karena musim
penghujan itu sendiri. Kami pun singgah sebentar di sini, lalu lanjut ke pantai
berikutnya, Blue Point. Tapi sebelumnya kami singgah untuk santap siang, dan
hujan pun turun kembali disertai angin kencang. Di restoran yang saya lupa namanya ini, saya memesan sate ikan,
berharap hidangannya seperti ketika di Lombok kemarin. Rupanya saya kecewa,
tidak sama, rasanya pun kurang berani kalo saya bilang. Dan menunya sedikit, tampilannya juga pucat, sehingga tidak menggugah selera.
 |
Celah tebing menuju pantai padang-padang |
 |
Akses menuju pantai |
 |
Pantai Padang-Padang |
Sepertinya di Blue Point tidak ada pantai, seenggaknya itu yang saya lihat, kami hanya menyaksikan ombak laut dari atas tebing. Di ujung
daerah ini ada sebuah pura, tapi kami tidak ke sana. Di sini lagi-lagi kami
cuma sebentar. Lalu untuk membilas setelah mandi air laut kami balik lagi ke
Dream Land Beach, karena kami berpikir ke dua spot terakhir yang didatangi
memiliki kesamaan dengan yang pertama. Rencananya akan bermain di ketiga spot,
cuma yang asik adalah yang pertama saja dan memiliki tempat yang lumayan untuk
bilas. Harga wahana pembilasan Rp 10.000,- per orang.
 |
Blue Point |
Perjalanan lanjut ke Garuda Wisnu Kencana, kami sampai
sekitar pukul setengah enam sore waktu setempat. Harga tiket masuk untuk turis
lokal sebesar Rp 30.000,- per orang dewasa. Karena waktu kali pertama ke GWK
ketika kuliah belum menonton pertunjukkan tari , saya memutuskan untuk ke sana,
pertunjukkan di mulai sekitar pukul enam sore. Acara berlangsung sekitar satu
jam yang dibawakan sebagian besar oleh remaja. Bahkan ada artis panggung tuna
runggu, sehingga dalam melakukan tarian mereka dibimbing oleh instruktur yang
memberikan isyarat dengan menggunakan tangan di depan panggung. Kalau dari
ceritanya sendiri saya sih kurang paham, hehe…. Pertunjukkan ditutup dengan
acara foto bebas dengan artis panggung. Tampaknya banyak yang sepikiran dengan
saya, yaitu ingin mengambil foto salah satu instruktur penari tuna runggu. Alasannya
menurut saya, dan saya yakin ini juga menurut mereka, instruktur ini adalah
wanita yang parasnya cantik, dibanding dengan penari-penari lain. Setelah ini acara
foto-foto narsis pun dimulai :), kami menuju ke dalam ke daerah lapang yang di
bagian ujung atas terdapat patung kepala burung raksasa. Berfoto-foto lah kami
di sini selama kurang lebih selama setengah jam.
 |
Tarian yang disertai adegan lucu |
 |
Pertunjukkan di GWK |
 |
Pertunjukkan di GWK |
 |
Penari Tuna Rungu |
 |
Pertunjukkan api |
 |
Pertunjukkan api |
 |
Saat Konflik |
 |
Salah satu instruktur |
 |
Foto bareng artis panggung |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar