Rabu, 13 Maret 2013

Bali Lombok Day 1


Jakarta, Sabtu 2 Maret 2013

Tujuh bulan sudah menunggu kedatangan hari ini, perjalanan Bali Lombok bersama beberapa teman seangkatan sewaktu kuliah. Kami bersembilan, lima diantaranya adalah para pejantan, termasuk saya :) dan empat lagi adalah Ers, Hilman, Andre, Tangguh. Sedangkan gadis-gadis cantiknya adalah Denov, Uci, Friska, dan Ikha. Mereka semua berprofesi sama walaupun berbeda perusahaan, hanya saya dan Tangguh yang memiliki profesi menyimpang dari bidang yang ditekuni sewaktu kuliah. But It is okay, kita tetap satu,hehe…

Perjalanan pergi dari rumah cukup berat, karena ada bocah cewe nan lucu yang sedang berkunjung ke rumah Mbah-nya. Bocah itu adalah keponakan saya, Dinda namanya. Saat sudah waktunya pergi, gadis berusia 3 tahun tersebut malah minta gendong. Mungkin dia ingin memeluk Om-nya yang ganteng lagi macho itu,,haha…. Karena sudah janjian ketemu di daerah Cawang dengan yang lain, dengan sangat berat hati saya mohon ijin dengan gadis cantik tersebut, dia pun memaklumi dan melambaikan tangan saat saya pergi. Dah Om-ku yang baik (mungkin itu kalimat yang tak terucap dari tulus hatinya,,)

Berangkat pukul 06.30 dari rumah menuju Cawang dengan memakai angkutan umum kecil, Angkutan Pengganti Bemo (APB), menuju Sudirman dan lanjut menggunakan Busway. Sampai di Cawang berangkat menuju Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta dengan menumpang mobil Om-nya Tangguh bersama empat orang lainnya. Di bandara kami mendapatkan surprise, karena ada Irfan juga datang, saya pikir ada tambahan personnel yang ikut, tetapi ternyata dia cuma mengantar pacarnya, Denov. Berikut Penampakan kami bersembilan yang diambil oleh “Si Mbe” Irfan. Pesawat take-off sekitar pukul 10 dan mengudara kurang lebih 1,5 jam. Maskapai yang kami gunakan pada penerbangan ini adalah Air Asia, salah satu yang disebut maskapai budget.
Terminal 3 Soekarno Hatta


Bali, Sabtu 2 Maret 2013

Sampai di Bandara Ngurah Rai sekitar pukul 12.30 WITA. Destinasi wisata pertama kami adalah rumah makan yang ada di daerah Jalan Raya Kuta, wisata kuliner. Makanan yang kami coba di antaranya adalah Garang Asem, Plecing Kangkung, Ayam Betutu, Lawar Bali, dan Es Daluman. Garang Asem seperti apa ya rasanya, sulit mendeskripsikan dengan kata, cobain sendiri aja klo ke Bali, hehe,,, Tapi klo soal bumbu saya bilang kurang berani, agak hambar. Mungkin karena faktor kuahnya yang menyebabkan konsentrasi bumbu akan menyebar larut dalam kuah, sehingga rasa di lidah sedikit hambar. Ayam Betutu lebih mantap, lebih berani rasa bumbunya ditambah dengan sambal bawang merah mentah khas Bali yang mantap rasanya. Lawar Bali, bukan kalelawar ya, itu adalah sayuran yang intinya berisi kacang panjang yang dipotong pendek-pendek dicampur dengan suiran daging dan ampela ayam, potongan cabe, dan taburan bawang goreng. Deskripsi ini adalah untuk Lawar Bali yang ada dibuat di Bali, soalnya pada kesempatan lain saya pernah ke rumah makan Bali yang ada di bilangan Wolter Monginsidi, Lawar Bali yang disajikan sedikit berbeda. Sedangkan minuman yang saya coba adalah Es Daluman, adalah es cincau plus kuah santan dengan cincau yang lembut sekali sehingga tidak perlu sendok untuk memakannya, cukup dengan mnyeruputnya dengan sedotan. Nyummyyyy…

Garang Asem

Lawar Bali

Es Daluman



Perjalanan lanjut ke Pantai Sanur, sebetulnya saya kurang setuju ke pantai ini. Karena sebetulnya ini adalah kali ke dua saya ke Bali, jadi paling tidak saya sudah tahu keadaan Pantai Sanur seperti apa. Yup, benar saja, awan mendung menyelimuti langit tempat wisata tersebut, pantai yang agak kotor (ini mungkin karena faktor musim juga), view yang kurang bagus, dan tidak lama hujan deras pun turun. Berikut penampakan di sana.    
Pantai Sanur

Setelah sedikit hujan-hujanan di Sanur, perjalanan ke Goa Lawah pun dipilih. Hal ini dikarenakan satu rute menuju Pelabuhan Padang Bai, pelabuhan untuk menyebrang ke Lombok. Goa Lawah adalah sebuah pura yang memiliki khas sebuah goa yang berisi ratusan, atau bahkan mungkin ribuan, kalelawar yang bergelantungan di dinding mulut goa. Lawah sendiri dalam masayarakat Bali berarti kalelawar. Konon, menurut driver mobil sewa, goa ini terhubung dan menyambung ke Gunung Agung. Tiket masuk sebesar Rp 10.000,- dan mendapatkan sewaan berupa kain untuk menutupi bagian bawah tubuh. 

Gerbang Gowa Lawah

Mulut Gowa Lawah

Di Goa Lawar ini salah satu atau dua teman wanita saya, Suci dan Friska, diajak mengobrol oleh bocah kecil. Mereka pun disanjung dengan sebutan “kakak cantik”. Selain itu sebuah kerajinan kalung di sematkan di leher mereka, dan setelahnya mereka diberi pesan, jika pulang nanti jangan lupa beli oleh2 sama bocah kecil tersebut,hehe,,, strategi marketing yang sangat cerdas dari seorang bocah.

Rencananya tidak ada itinerary ke dua tempat ini di hari pertama, cuma karena ternyata ada waktu cukup mampir lah di kedua tempat itu sebelum menyebrang ke Pelabuhan Lembar di Lombok. Sekitar pukul 8 malam kami menyebrang dari Padang Bai menuju Lembar. Di Padang Bai, sebaiknya membeli tiket sendiri di loket resmi, walaupun harga tiket yang ditawarkan oleh Calo/Preman/Bang Tato or apalah namanya kepada penumpang sama dengan yang resmi, namun tiket yang diberi jumlahnya tidak sesuai dengan jumlah orang yang dipesan. Memang penumpang bisa naik juga ke dalam kapal, sayangnya adalah negara ini yang dirugikan karena terdapat sejumlah penumpang yang menggunakan jasa Kapal Ferry, tetapi uangnya masuk ke dalam kantong oknum tertentu. Tiket penyeberangan sendiri seharga Rp 36.000,- per orang sekali seberang dengan lama perjalanan sekitar 4 jam. Kami pun istirahat dan tidur sebentar di Kapal Ferry.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar